Monday, February 04, 2013

Proses Bersyukur

kali ini isi blog gw adalah tentang apa yang gw alami beberapa bulan ini.
proses bersyukur setiap orang beda-beda. dan ini adalah proses bersyukur gw ^_^

setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya dan menyelesaikannya dengan caranya sendiri. saat orang lain menilai cara gw salah dalam mengatasi masalah itu bukan kesalahan gw tapi kesalahan mereka dan juga hak mereka dalam berpendapat. karena mereka ga' akan pernah merasakan apa yang gw alami dan lalui. dan itu yang membuat gw jauh lebih baik dan bijaksana juga dewasa dalam mengambil setiap keputusan.
saat gw jatuh, dan meninggalkan semua kehidupan gw dan lebih memilih tenggelam dalam kesedihan, kesakitan dan pedih itu sendiri, saat itu lah gw tau dan mengerti apa yang seharusnya gw lakukan. bersyukur atas apa yang terjadi itu ga' semudah keliatannya. kalau bersyukur dapat kebahagiaan udah pasti gampang banget. tapi gimana jadinya kalau bersyukur dapat kesedihan? kesialan? atau bahkan penderitaan? jangan ditanya ini hal tersulit yang setiap orang alami dengan caranya sendiri-sendiri. ini sih cuma pengalaman pribadi yang mungkin akan dapat hinaan atau mungkin dapat kata "kasian" ya, terserah orang yang baca mau bilang atau berpendapat apa pun, itu hak mereka. gw cuma mau berbagi. dan mungkin juga bisa jadi pelajaran untuk yang lain :)
saat masalah terberat dalam hidup hadir, pasti semua orang punya pertanyaan yang sama "kenapa gw?" atau "kenapa sekarang?"
iya! itu yang terjadi dalam hidup gw. dan Tuhan hanya menjawab "karena kamu orangnya" atau "karena ini saatnya"
gw bukannya tau apa yang Tuhan mau ucapin ke hamba-hamba-Nya tapi pernah ga' gw berpikir positif tentang Tuhan dan ga' menyalahkan-Nya? jawabannya cuma satu kata GA'! karena setiap manusia tertimpa musibah hal pertama yang dilakukan adalah menyalahkan Tuhan. dan itu pun yang terjadi dalam hidup gw. padahal semua itu bukan salah Tuhan. semua salah gw dan semua keputusan yang gw pilih. Tuhan hanya memberikan jalan ke gw untuk kembali kepada-Nya. ya. semua masalah berat yang kemarin terjadi karena gw terlalu jauh berjalan sendiri dalam kesombongan gw, dalam keangkuhan gw dan keegoisan gw. padalah gw hidup karena Tuhan dan hidup di dunia yang Tuhan miliki.
ada seorang sahabat yang bilang, "Tuhan terlalu kangen sama kamu jadi Tuhan kasih semua masalah berat itu sekaligus biar kamu kembali ke jalan Tuhan."
dan ya, mungkin ada benernya juga. Tuhan rindu dan mungkin juga Tuhan ga' mau gw terlalu jauh berjalan dijalan yang penuh dosa. semua yang terjadi dalam hidup ini harus bisa gw liat dari berbagai sisi. positif dan negatif. dan kini gw bersyukur.
kalau boleh berterimakasih, gw akan berterimakasih yang sebesar-besarnya ke Rizky Aditya Malik.
sakit, sedih, luka, senang, bahagia dan semua yang dia kasih selama ini bener-bener buat gw sadar dan bersyukur. kalau bukan karena dia, gw ga' akan kembali menyerahkan segalanya sama Tuhan dan mungkin gw akan seterusnya "lupa" siapa yang memiliki hidup dan mati gw sebenarnya.
karena semua ini, gw jadi tau siapa teman yang setia dan mana teman yang hanya tau seneng tapi ga' pernah tau sedih, siapa yang masih mau menerima gw meski gw udah "babak-belur" karena luka yang terlalu menyayat dan nyaris membunuh gw dalam keputus asaan. dan siapa yang tetap siap menerima gw meski gw udah terlalu jahat melupakannya. ini bukan lebay tapi ini lah kenyataannya. mungkin mereka punya kehidupannya sendiri tapi tetap ada yang masih setia bantu gw untuk tetap berjalan meski tertatih dan kebanyakan bukan mereka yang ada saat senang. tapi bukan hak gw untuk "menghakimi" mereka seperti yang mereka lakukan saat "menghakimi" semua keputusan gw. Tuhan yang jauh lebih adil dalam hal "menghakimi" seseorang ^_^
semua ini karena kehendak Tuhan. jadi harus terus disyukuri sesulit apa pun. bahagia, sedih, suka, duka, tangis, tawa semua harus disyukuri karena smua nikmat dari Tuhan. itu tandanya Tuhan masih peduli dan sayang. bayangin kalau Tuhan udang ga' peduli lagi? *amit-amit >_<
Tuhan selalu punya rencana yang terindah dibalik indahnya rencana yang gw buat sendiri. jadi harus belajar melihat dan berpikir positif tentang rencana dan semua yang Tuhan berikan. sulit emang tapi itulah proses bersyukur yang sesungguhnya dan kalau kita udah bisa mensyukuri semua kesedihan yang datang seperti halnya mensyukuri kebahagiaan yang datang, pasti hidup akan terasa lebih indah ^_^
ini lah proses bersyukur gw. proses pendewasaan gw. proses dalam kehidupan gw yang buat gw jadi cewek yang lebih baik lagi dalam kehidupan agamanya maupun kehidupan sosialnya.
ini hidup gw, pilihan gw dan cara gw ^_^
kita beda? terus kenapa? kita semua beda itulah HEBATNYA TUHAN ^_^

Saturday, January 26, 2013

LOVE IS SUCK !!!

mungkin ini titik jenuh dan kesel gw,,
gw cape sakit hati krn cinta dan cwo! mungkin orang akan bilang "bkn sakit hati trus tp krn blm ketemu yg cocok aja". ya apa pun kata mereka, gw cuma bisa bilang mereka belum pernah ada diposisi gw. mungkin juga mereka jauh lebih tegar dan kuat dibandingkan sama gw, tp apa itu penting!? hidup kn dijalani sendiri-sendiri.
sekarang gw jenuh sama cinta!
cinta itu apa sh!? cinta itu kayak nasi basi! gak ada enak-enaknya sama sekali! bilangnya sayang tapi kenyataannya!? mana? cuma bisa kasih janji doang! buat apa?
awalnya aja bilang sayang, janjiin cinta yang manis-manis tapi kenyataannya? kenyataan selalu berbanding terbalik dengan khayalan. cukup gw rasa. mengorbankan diri, merasakan sakit yang teramat dan mendalam lalu bangkit dan berjuang bertahan sendiri. sementara dia disana bahagia dengan entah siapa pun yang membuatnya bahagia. bukan gak suka tapi ini gak adil! hidup emang gak pernah adil, bukan!? ya! tapi suatu saat pasti keadilan itu datang.
gw juga cape denger mereka yang terus teriak "ngerti" tapi cuma mencoba ngerti. hati itu milik sendiri, jadi yang ngerti cuma diri sendiri juga Tuhan. sekarang, gw sadar. siapa yang ada dan gak ada. percuma buang waktu selama ini. dan gw juga yakin "mereka" cuma bisa bilang "baru sadar?"
HEY! itu artinya temen ya? BARU SADAR!
cinta itu cuma dongeng! munafik? lho liat dong apa yang terjadi. sedih dan senang emang satu paket, tapi kalau sedih dateng terlalu lama dan seneng dateng terlalu sebentar, apa masih dibilang satu paket?
ini realita bukan dongeng dan film!
realita adalah dimana kita hidup.
dongeng adalah dimana kita bermimpi.
hidup dan mimpi bisa berjalan seirama kalau kita percaya tapi gw terlalu cape untuk percaya lagi. terlalu banyak yang menyakitkan dan terlalu lelah mencari lagi. udah cukup kayaknya. LOVE IS SUCK! itu yang gw katakan saat ini.
gak perlu sok tau dan sok ngerti tentang cinta lah! lo siapa? DEWA CINTA?

Friday, January 25, 2013

I believe angels among me

ini lirik lagu yang buat aku semakin yakin dan percaya, Tuhan akan terus bersama dengan ku dalam keadaan apa pun. dan dalam setiap doa yang ku panjatkan pada Tuhan akan dan selalu ada namamu juga doa untuk kebaikan, keselamatan, kesuksesan dan kebahagiaanmu. aku percaya Tuhan akan mendengarkan setia doa ku. dan Tuhan juga akan mengabulkan semua doa-doaku juga doa-doaku untukmu. kini aku hanya berharap kamu bahagia. bukan berharap kamu kembali tapi berharap kamu bahagia, kamu selamat, kamu sukses. kini itulah bukti kesetiaan ku, bukti kasih-sayangku untuk kamu yang sudah melangkah jauh entah kemana. aku tetap melangkah meski hati tetap disini. aku tetap mendoakan yang terbaik untuk hidup kamu. selama yang Tuhan ijinkan. aku mencintai kamu karena Tuhan. aku mencintai kamu bukan karena kamu anak siapa, bukan karena kamu tampan, bukan karena semua sifat baik yang mereka lihat dan semua sifat baik yang ada padamu. aku mencintai kamu seluruh sisi baik dan jahat kamu. dan kini aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar IA mau menjaga, mencintai, menlindungi kamu.

Angels Among Us by Demi Lovato (covering version)

I was walking home from school on a cold winter's day
Took a shortcut through the woods and I lost my way
It was getting late and I was scared and alone
Then a kind old man took my hand and led me home
Mama couldn't see him, but he was standing there
But I knew in my heart, he was the answer to my prayers

Oh I believe there are angels among us
Sent down to us from somewhere up above
They come to you and me in our darkest hours
To show us how to live
To teach us how to give
To guide us with a light of love

When life dealt troubled times and had me down on my knees
There's always been someone there to come along and comfort me
A kind word from a stranger to lend a helping hand
A phone call from a friend just to say I understand
Ain't it kind of funny at the dark end of the road
Someone lights the way with just a single ray of hope

Oh I believe there are angels among us
Sent down to us from somewhere up above
They come to you and me in our darkest hours
To show us how to live
To teach us how to give
To guide us with a light of love

They wear so many faces
Show up in the strangest places
Grace us with thier mercy
In our time of need

Oh I believe there are angels among us
Sent down to us from somewhere up above
They come to you and me in our darkest hours
To show us how to live
To teach us how to give
To guide us with a light of love

Monday, January 21, 2013

ketika semua hanya harap kosong

aku diam lalu merenung. banyak yang ku lalui. banyak yang ku rasakan. banyak pula yang ku alami. ketika semua terlihat begitu indah dengan semua janji dan semua harap. ya. semua harapan kosong. bukan harus menyesal. tapi kadang sulit untuk menerima kenyataan pahit yang ada saat kita sudah mulai percaya keajaiban itu benar ada dan datang hanya untuk kita. kita hanya bisa berharap dan Tuhan yang menentukan akhir dari pengharapan yang ada. jujur. aku lelah berharap. ku habiskan pengharapan ku padanya. ya. dia. bukan bodoh tapi aku terlalu percaya. aku percaya saat semua orang tak percaya. aku diam menanti saat semua orang menjauh. tapi berartikah semua itu? tidak! karena hatinya penuh dengan benci bukan cinta. ya. segala yang terjadi tak kan pernah lagi berarti. tak akan pernah memiliki arti lagi. benci mengerogoti hatinya. entah apa salah ku. dan ya, mungkin memang aku yang bersalah. aku selalu salah. ingin seperti dia, melanjutkan hidup tanpa terbebani apa pun. tapi hidup ku sudah bergantung pada hati. hati yang terlalu sakit dan penuh borok tak bisa lagi melihat mentari siang. lemah? mungkin. ini lah titik terlemahku. mungkin. ku hanya berharap ini cepat berlalu dan kemenangan berpihak pada ku. ya. hanya senyum yang ku inginkan sekarang. bukan cinta atau apa pun. ku hanya ingin senyum tulusku kembali lagi dan tak kan pernah pergi lagi. meski harus menukarnya dengan apa pun. aku rela. aku pun ingin bahagia. ingin tersenyum. tak ingin tangis ini terus menemani. aku lelah menjadi yang tak pernah dilihat. aku lelah melakukan semuanya tapi tak pernah dianggap. dia yang tersayang dengan mudah membenci, tapi aku? terpuruk dalam luka hati yang tak pernah sembuh. aku tertatih meniti langkah ku setapak demi setapak. apa dia peduli? ku rasa tidak pernah. lalu kenapa aku masih peduli padanya? sayang? GILA! ya! aku rela dianggap gila! sebut aku gila sepuas hati kalian. tau apa kalian tentang hati ini? nikmati tiap tetes darah dan airmata tanpa satu pun yang mengerti. hanya Tuhan yang mengerti dan paham. aku tenang jika bersama Tuhan tapi saat wajah itu kembali hadir dalam penglihatan semua ketenangan itu hilang. semua tembok pertahanan yang ku bangun susah payah runtuh hanya dalam hitungan detik. aku tetap bersabar. ku susun lagi tiap batu, menemboki hati ini agar terlihat tegar. ya. membangun tembok hanya untuk dihancurkan keesokan harinya. tapi meski pun ia kembali apa bisa ku terima dia? ku rasa tidak. aku terlalu letih menjalani semuanya. aku hanya ingin menikmati semua sakit ini sendiri. tak perlu ia pahami atau tak perlu ia tau. untuk apa ia tau jika hanya untuk menertawakan kesakitan ku? sakiti aku jika itu membuatnya bahagia. karena harapan pastiku hanya ingin dia bahagia. bahagia dengan apa pun pilihannya. bahagia dengan siapa pun yang mendampinginya. BODOH dan GILA? ya! sebut aku bodoh dan gila! tak apa ini lah aku.

when he disappeared

every time I smile, I think I wanna to cry so deep. I can't feel anything except feeling so guilty and desperate. even though as long as 6 months I's as his girlfriend, I always think I'm not to proper to had his love. just it doesn't make sense if he loves me. honestly, I never really know about what is his way thinking about everything. he has disappeared, like everything else but who else I can talk to? I'm lost. when he left, he took everything with him. but the absence of him is everywhere I look. it's like I've a huge hole on my chest. maybe, death is much better than I must be someone's girlfriend and that's not him. and, yeah, I'm a drama queen. I remember, the last kiss. the goodbye kiss. so hurt. my feeling, my heart so hurt and I don't know why. it's like nightmare. see his face, smelling his smell, hear his voice, make me feel this hurt so deep and more deepest. I'm so afraid lose him, lose his love, lose everytime with him. this feel make me so nervous. but I lose him. this pain piling in my heart. full. and I can't breath. I really know, I'm not good enough for him. I can feel nothing.time passes. every tick that goes by aches like the pulse of blood behind a bruise, I'm paralyzed. I try to breath but Ijust make this pain so real. but in a way I'm so glad. the pain is my only reminder that he was real. I know he never come back. I really know. he just left me. but maybe I'm crazy now, and I guess that's okay. would I really feel if he ever exist? I would find the place that I can see him again. but where I must to go? I'm alright until I'm alone. and really all this time. he was gone. and just nothing now. but I really don't know where I must to go. what I have to do to see him again. he won't stay with me, anyway. this is just like nightmare. I must get up to end all of this. I've to find my exit to get out from this nightmare. he left. I must stop my step to find him. I can let him go now. because it doesn't make sense to make he loves me, yesterday, today or everytime. I mean, I'm nothing for him. just nothing. my live with him, my love with him, my time with him is over. I lose him. everything is over, now. but that pain, stay with me. I won't this pain! this hurt pull all my body and my soul fall so deep and I never come back to the top. because that, just hurt me not him. just kill me not him. there's always been him so don't make me choice. here's always him.

Saturday, January 19, 2013

when it must end

Surat yang Terabaikan.
Kadang kita harus merasakan kehilangan baru menyadari arti sebuah pertemuan. Ada yang bilang kalau hati harus sakit baru benar-benar mencintai. Tapi kenapa harus menyakiti kalau mencintai? Ya, mungkin benar, orang yang paling kita cintai adalah orang yang paling sering menyakiti. Aku terpuruk dalam perasaan yang entah apa ini. Begitu banyak kata yang terangkai menjadi kalimat indah. Begitu banyak kejadian yang terjadi menjadi kenangan manis. Begitu banyak sayang yang tercipta menjadi rasa yang begitu terabaikan. Begitu banyak lagu yang terlantun menjadi bukti sakit itu nyata. Pantaskah aku masih menunggu dan menanti saat dia bahagia bersama yang lain? Tak pernah ku bayangkan begitu sulit untuk bangkit dalam keterpurukan ini. Begitu banyak kisah yang terjadi dalam hidup ku tapi aku masih bisa bangkit dan bertahan. Entah apa yang membuatnya berbeda. Kisah ini. Sayang ini. Tiap kisah memiliki cerita dan tempat tersendiri dalam hati tapi entah kenapa aku lelah. Aku berhenti mencari saat ia masih mencari. Proses. Kata orang ini sebuah proses tapi bagi ku ini perjalanan. Sejak pertama ku lihat dia, ku tau aku tak pernah pantas untuknya. Kami berbeda. Kita berbeda. Entah apa yang Tuhan rencanakan, Tuhan menghadirkan sayang yang teramat mendalam saat aku berhenti untuk percaya kalau aku pantas disayang. Begitu banyak sakit yang ada membuatku jera. Membuatku jenuh. Aku yang selalu sakit. Aku bosan menjadi yang terluka. Tapi dia berbeda. Ku lihat itu didalam matanya. Tapi aku takut. Aku takut terjatuh lagi. aku takut saat terjatuh nanti aku tak bisa sekuat sekarang. Aku takut. Tapi dia menjanjikan sesuatu yang sangat ku rindukan selama ini. Cinta dan sayang. Hal yang ku anggap bukan untuk ku dan tak perah menjadi milikku. Dia hadir membantuku menyusun kembali tiap serpihan hati yang selama ini ku biarkan berantakan. Dia dengan segala kekurangannya. Dia dengan segala kasih sayangnya perlahan membuatku kembali percaya. Dia yang tak pernah tau arti dirinya dan cintanya dalam hidupku. Dia hadir saat aku putus asa dengan hidupku. Dia.
Dia merubah segala kelam menjadi terang. Menyalakan tiap lampu dalam hati yang gelap dan sepi. Tapi aku tetap takut untuk mengakui aku jatuh cinta lagi. aku takut ini terlalu cepat dan aku salah. Dan aku tau akhir kisah ini. Pedih dan sedih untuk ku lagi. Bisa kah aku percayakan hati ini untuknya? Aku takut mengakuinya tapi aku juga terlalu takut kehilangannya. Aku salah. Dan ya aku salah. Aku menyakitinya lalu menyakiti diriku sendiri. Aku mencintainya. Aku menyanyanginya.
Pertengkaran batin mulai ku alami. Dan ya aku mulai mempertanyakan akan arti hadirnya.

2 Mei 2012. Puncak kejenuhanku. Aku tak sanggup menahan semua sakit dan takut ini. Cukup sudah aku mempertaruhkan segalanya demi cinta. Aku mau dia. Aku tak mau menyesal tanpa berjuang. Tolong pahami aku mau kamu sadari aku butuh kamu. Kamu yang nyaman dan kamu yang penuh misteri. Ku mohon.

8 Mei 2012. Ku tau terlalu cepat. Ku tau mungkin aku salah dan mungkin aku keliru. Bahkan sembrono. Ku terima semua tawaran dan janji indah. Surga yang ku impikan. Aku tau dan aku yakin. Siapkah aku terluka lagi karena cinta? Atau hanya ingin merasa pantas untuk menjadi yang disayang dan dikasihi? Oh Tuhan. Aku bersalah. Aku sungguh bersalah. Aku takut tapi aku sayang. Bodohnya aku menyakiti dia yang begitu menyayangiku. Aku sayang dia tapi aku takut aku salah. Aku takut menyakitinya lalu menyakitiku. Tiap hari bersamanya terasa indah tapi aku tetap takut. Aku takut ia tak bahagia. Aku takut hanya aku yang bahagia dan aku takut hanya aku yang merasakan semua ini.
Aku takut tapi kebahagian itu menutupi segalanya. Setiap detik kebersamaan dengannya membuatku percaya ia nyata atau hanya kenyataan yang sementara? Inikah jawaban atas doa yang ku pinta tiap saat? Atau hanya pembuktian bahwa aku juga pantas disayang? Dia tetap misteri bagiku. Ia melakukan segala yang ku pinta. Menemani tiap hari ku. Dan aku masih berpikir pantaskah aku setelah apa yang aku terima selama ini? Pantaskah aku bahagia yang biasanya aku bersedih? Bolehkah aku tertawa dimana aku selalu menangis? Banyangan perpisahan menyakitkan tergambar jelas saat baru akan memulai kisah baru yang menjanjikan kebahagiaan. Smua karena ketakutanku. Apakah ia mengerti? Aku tak mau tanpa dia. Dia hidupku. Dia nyawaku. Dia jiwaku.
Semakin aku nikmati kebersamaan dengannya semakin aku mengerti. Ya. Dia hidupku yang hilang. Tapi apakah ia rasa yang sama? Aku bahagia ia menemani semua hari ku. Tapi aku? Apakah ia juga begitu? Kata mereka aku terlalu cepat mengambil keputusan. Tapi bagi ku, aku hanya ingin bahagia saat bahagia itu menghampiri. Waktu pasti membenciku. Ia berlari bukan berjalan. Waktu tak ingin aku bahagia terlalu lama. Ragu mulai menghampiri. Sakit itu kembali. Setiap kekurangan yang ia miliki menyakitkan tapi aku bertahan bukan untuk meminta ia berubah tapi karena aku yakin ia bisa berubah bukan karena ku tapi karena ia mau. Tiap sakit itu semakin menyiksa. Ia mulai menjauh. Aku terpuruk lagi. Aku kehilangan duniaku. Aku menyakitinya. Lagi.
Aku tau kita gak pernah sama, kenapa harus dipaksa untuk jadi sama? Aku yang cengeng, kamu yang gampang marah. Aku yang plin-plan, kamu yang tegas. Aku yang bawel, kamu yang diam. Aku yang sangat terbuka, kamu yang sangat tertutup. Kita seperti siang dan malam. Aku siang dan kamu malamnya. Gimana bisa disatuin? Gak mungkin bisa disatuin. Gak akan ketemu jalan untuk bisa jadi satu apa pun yang kita coba lakuin. Tapi kenapa juga aku sayang kamu? Susah untuk aku bisa lepasin semua ketenangan malam kamu yang nyaman tapi kamu dengan gampangnya buat semua kebisingan siangku lenyap gitu aja. Andai aku juga bisa seperti kamu. Aku mau buat semua kenyamanan malammu hilang tapi semakin aku nikmati kehilangan itu semakin aku menrindukannya. Apa salahku? Apa aku terlalu jahat dimata kamu sampai kamu enggan melihat siang? Atau aku terlalu hina dimata kamu sampai kamu begitu jijik untuk berteman dengan siang? Aku yang tertatih dalam penantian panjang demi keyakinanku akan cinta dan sayang yang ku punya untukmu dan kamu yang bahagai dalam pencarian lama demi kesenanganmu. Kita berbeda. Sangat berbeda. Aku yang terlalu takut untuk mengakui semua sakit dan kehilangan ini. Aku yang terlalu lemah berjuang mempertahankan sayang ini. Aku yang terlalu sombong mengharapkan kamu tetap disini meski kenyataannya tak kan pernah sama. Aku yang terlalu picik memikirkan kamu dan hidupmu. Pantas kamu pergi mencari bahagiamu tanpa ku. Kamu yang gak pernah menoleh untuk mendengar. Kamu yang gak pernah berbalik untuk melihat. Kamu yang gak pernah berhenti untuk mengerti. Ya. Kamu yang tersayang. Dan ya, jika hanya kamu yang disayang. Bisa kah kamu berhenti untuk mengerti? Mau kah berbalik untuk melihat? Dapat kah menoleh untuk mendengar? Sebentar saja. Beri kesempatan untuk meyakinkan sayang itu tetap ada.
Tapi harapan ku hanya harapan kosong. Tak kan mungkin terjadi. Kamu disana bahagia dengan siapa pun dia dan aku tertatih sendiri disini. Bisa kah aku ikut bahagia? Ya. Aku bahagia tapi sakit itu tetap ada. Aku terpuruk. Tak bisa bangkit lagi. Entah kenapa, apa pun yang kamu lakukan sayang itu semakin melekat. Ku coba nikmati smua sendiri. Seperti dulu. Berjuang mempertahankan segalanya sendiri. Aku lemah. Memang. Aku tetap berjalan meski tak mau dan aku tertatih merakit langkah demi langkah. Bukan benci atau dendam yang ada. Hanya rindu dan sayang yang tulus. Lalu doa terbaik yang ku miliki untukmu. Tapi berartikah semua itu bagimu yang tak pernah peduli? Sadarkah kamu. Begitu banyak kisah lain menanti tapi aku terlalu lelah untuk mengukir kisah lain. Lagi. Aku lelah dan putus asa. Sayang ini tetap untukmu. Meski ku tau kamu tak kan pernah kembali. Apa pun usaha dan upayaku. Ku tau semua ini sia-sia. Ini hanya sekedar keyakinan ku yang tak kan pernah jadi nyata. Karena toh, memang sejak awal kamu tak pernah nyata. Kamu hanya khayalan semu ku. Kamu terlalu indah untuk ku yang terlalu hina. Ya. Benar begitu. Kamu tak pernah nyata bagiku. Kamu hanya imajinasi. Sayang, cinta dan kasih yang kamu berikan memang tak pernah pantas untuk seorang seperti ku. Aku hanya pemimpi yang terlalu takut.
Ya. Kamu bukan lah kenyataan bagiku. Kamu terlalu indah untuk jadi nyata.

Sunday, September 02, 2012

SATNITE untuk para LDR KW

hi! udah lama ga ngepost di sini ^^a
well, ini sih y, *seperti biasa* curhatan gw yg sebenernya ga penting bgt ^^a
heheheheh,,

okay!
siapa bilang punya pacar bisa selalu pergi bareng? atau setiap saat bisa ketemu? ATAU setiap SATNITE bisa ketemu dan jalan bareng?
HAH!
itu sih bwt "mereka" yg "pacaran" deket alias deket rumahnya, deket kampusnya atau juga deket segala-galanya,,
*klo jomblo sh y ga usah ditanya -_-"
maksud gw, gmn klo "MEREKA" yg pacarannya LDR KW alias satu kota tp dr ujung ke ujung!?
secara ga langsung gw curcol :p
heheheh,,

tiap satnite y gw meng-GALAU,,
kadang cuma O.L. ga jelas atau malah tidur cepet -___-"

y, mau gmn lagi, kn LDR KW -____-'
jd ga bisa nuntut bnyk,,

TAPI....
disini harus diTEGASIN dan diJELASin satnite itu bukan segalanya kok,,
toh kn masih bnyk hari selain SATURDAY ^_^
bnyk kegiatan lain selain "PACARAN" yg bisa dilakuin saat SATURDAY NITE atau msh bnyk hari lain selain SATURDAY NITE bwt pacaran,,

y, skrg sh gw cuma bisa meng-GALAU tp bbrp bulan lagi gw bisa sibuk kluar rumah sama bestfriend gw Esti juga shiro utk nonton basket ^_^a

sebenernya sh satnite is not all about love, dinner, hang out or anything about boyfriend,,
mau jomblo, LDR, LDR KW atau pun pacaran bisa aja satnitenya meng-galau kyk gw,,
bnyk hal yg bisa kita bikin meng-galau saat SATURDAY, ga cuma krn ga "pacaran" :p

well, y awalnya sh kesel, sedih, galau atau bingung hrs ngapain tp nanti klo udah sama-sama sibuk atau mulai fokus sama kehidupan sendiri jgn kan SATNITE bisa aja hari-hari biasa juga ga ketemu atau bahkan ga "berkomunikasi" sama sekali,,

yg penting itu bukan "MOMENT" atau "KEBIASAAN" satnite tapi yang penting itu hati dan perasaan yg kita miliki untuk pasangan kita,,

moment indah ga harus selalu satnite dan ga selalu hari ulangtahun atau anniv jadian,,
hari-hari biasa jg bisa jadi moment yang paling indah dan keren,,
tinggal kita atau pasangan aja yg atur sedemikian rupa gmn biar hari biasa pun bisa jadi istimewa,,

y, intinya cuma positif thinking jg...
percaya jg yakin klo pasangan kita ga macem2 ^^
hubungan itu baik klo komunikasinya jg baik ^^

y perlu diinget "SATNITE" itu bukan segalanya dalam hal PACARAN ^^
jd mau satnite atau ga, hubungan bisa ttp lancar2 aja ^^

Monday, July 16, 2012

Teman Kecil

Ini satu cerpen lagi yang sebenernya udah "dibeli" untuk tugas temen,,
heheheh...
tapi rasanya ga apa kalau di post disini ^^a
heheheh...
well, happy reading blogger ^^

Teman Kecil

Setiap orang pasti memiliki teman kecil, begitu juga denganku. Aku hanya gadis kecil yang lugu saat itu. Gadis kecil yang belum mengerti arti cinta. Gadis kecil yang selalu berlibur dirumah neneknya saat libur sekolah. Gadis kecil yang malu bermain dengan orang baru. Namun ia berbeda. Choky, teman kecilku.
Choky, seorang anak laki-laki yang biasa bermain bersama teman-temannya didepan rumah nenek. Seorang anak laki-laki yang nakal namun lucu. Seorang anak laki-laki yang pemberani. Meski nakal, aku tahu ia baik dan aku menyukainya.

***

“Nenek!” teriakku saat turun dari mobil dan berlari kearah Nenek dan Kakek yang sudah menunggu sejak tadi. “Nenek, Karin kangen!”
Nenek hanya tersenyum, memeluk dan membelai pelan rambutku. Kakek membantu Ayah membawa tasku masuk kedalam rumah, sementara Ibu dan Nenek asik mengobrol sambil berjalan kedalam rumah.
Aku baru saja ingin melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah saat sebuah bola mengelinding pelan kearahku. Sedikit terkejut, tapi ku pungut bola itu dan melihat kesegala arah untuk menemukan si pemiliknya. Namun yang kudapati hanya seorang anak laki-laki kecil dengan muka penuh debu yang mengintip kecil dibalik mobil Ayah.
Ku coba untuk tersenyum manis namun sebelum aku bertanya apa ia mencari bolanya, ia menyembunyikan wajahnya dibalik mobil Ayah. Membuatku sedikit bingung. Nenek memanggil dari dalam rumah. Anak laki-laki kecil itu pun mengintip lagi. Aku hanya tersenyum dan menggelindingkan pelan bola yang ku pungut tadi ke arahnya, lalu berlari memasuki rumah. Dari dalam rumah, aku mengintip melalui jendela, anak laki-laki kecil itu memungut bolanya dan berlari menjauh.
“Nenek, siapa anak itu?” tanyaku saat mengetahui Nenek berdiri dibelakangku. “Dia aneh! Masa pas aku senyumin, dia malah ngumpet,”
“Nanti juga kamu kenal sama dia,” jawab Nenek, lembut. “Dia sering membantu Kakek memetik rambutan di kebun belakang. Dia anak yang baik kok. Kamu jangan takut berteman sama dia, ya. Sekarang kita makan dulu yuk!”

***

Aku duduk sendirian sore itu. Bosan. Tak ada yang menarik! Aku hanya duduk di teras rumah Nenek sambil melihat anak-anak yang lain berlari kesana-kemari dengan cerianya, bermain bersama teman-temannya yang lain. Aku juga ingin ikut bermain! Tapi tak ada satu pun yang ku kenal.
Nenek duduk disampingku dengan membawa sepiring pisang goreng dan dua cangkir es teh. Nenek benar-benar tahu kesukaanku. Belum ada lima menit Nenek duduk bersamaku, pisang goreng nyaris habis ku makan.
“Kenapa gak ikut main?” tanya Nenek saat melihat wajah sedihku. “Kan bosen kalau cuman duduk dan melihat,”
“Habis gak ada yang aku kenal Nek!”
“Kalau begitu, kenalan dengan mereka,”
“Ah Nenek! Aku kan malu!”
“Karin, mereka anak yang baik kok. Jangan malu untuk memulai silahturahmi,”
“Tapi…”
Sebuah bola mendarat cantik tepat dipangkuanku. Nenek tersenyum.
“Nah, Tuhan sudah memberi jalan untukmu memulai silahturahim, sekarang tinggal kamu yang tentukan,”
Aku diam dalam bingung, apa maksud Nenek?
Anak laki-laki kemarin berlari kearah pintu pagar rumah Nenek dan membuka pintunya.
“Permisi, Nenek Indah!” sapa sopan anak laki-laki kecil itu, berdiri manis didepan pintu pagar. “Apa Nenek lihat bolaku?”
“Iya,” jawab Nenek singkat. “Ayo Choky, masuk. Ambil sendiri,”
Anak laki-laki itu melepas sandalnya yang penuh dengan debu dan menggesekkan kakinya diatas lap yang ada dihadapannya. Sesaat ia mencari-cari keberadaan bolanya, sampai akhirnya ia menatapku. Aku tersenyum ramah. Bukannya balas tersenyum, ia malah tersipu malu.
“Choky, apa bola ini yang kamu cari?” tanya Nenek, menujuk kearah bola yang masih ada dipangkuanku.
“Iya, Nek,” jawab anak laki-laki itu bersemangat. “Boleh saya ambil Nek? Pertandingannya sedang seru-serunya Nek!”
Nenek tersenyum dan mengangguk. “Karin, berikan bolanya pada Choky,” Nenek menoleh kearahku dan tersenyum. Aku pun tersenyum dan berdiri dari dudukku untuk memberikan bola itu pada pemiliknya.
“Ini bolanya,” kataku menyerahkan bola milik anak laki-laki itu untuk kedua kalinya sambil tersenyum.
“Terimakasih,” kata anak laki-laki itu saat menerima bolanya. “Kamu bukannya anak perempuan yang waktu itu ya!?”
“Eh!?”
“Iya! Yang waktu itu juga ngebalikin bola ini ke aku,”
“Oh, iya. Aku Karin, cucu Nenek Indah,”
“Maaf ya, tanganku kotor! Aku Choky, rumahku tiga rumah dari sini. Mau main sama-sama?”

***

“Choky! Tunggu aku dong!” pintaku, suatu pagi, saat aku, Choky dan anak-anak di komplek Nenek lari pagi bersama. “Choky!”
“Aduh, Karin! Kita udah ketinggalan sama yang lain nih!” sesal Choky. “Ayo cepat sedikit! Atau kamu aku tinggal!”
“Choky jahat!” kesalku. “Kakiku kan sakit! Mana bisa lari kencang!”
“Kenapa gak bilang kalau kakinya sakit!? Ya udah, kita pelan-pelan aja,”

Tak lama, aku dan Choky duduk di pinggir trotoar di sebuah pasar pagi. Aku menunggu Choky yang entah pergi kemana. Kakiku terasa sedikit perih.
“Ini!” kata Choky, memberi ku sebotol air minum. “Kakinya masih sakit?”
Aku mangangguk. “Iya, masih. Oh iya! Makasih ya minumannya,”
“Kok bisa sih sampe berdarah gitu!?”
“Iya, tadi pas lari jatoh,”
“Masih bisa lari?”
“Enggak. Sakit banget!”
“Lukanya di balut pake handuk dulu ya, nanti pas sampe rumah baru diobatin,”

Choky mengikatkan handuk kecilnya dilututku yang berdarah. Kakek dan Nenek benar. Choky, anak yang baik.
“Nah selesai!” kata Choky, setelah mengikatkan handuknya pada kakiku. “Udah gak sakit-sakit amat kan!?”
“Iya, udah mendingan. Choky baik ya!” kataku, tersenyum. “Makasih ya!”
Wajah Choky memerah. Ia tersipu malu.
“Muka Choky jadi merah!” ledekku. “Malu ya!?”
“Siapa bilang!”
“Itu buktinya mukanya jadi makin merah! Choky malu tuh!”
“Enggak!”
“Terus kenapa doang!?”
“Ini… ini…”
“Malu! Ngaku aja deh!”
“Enggak! Ini… ini karena kecapean dari tadi lari,”
“Hihihihih… Choky lucu ya!”
“……”
Wajah Choky semakin memerah. Malu dan senang, mungkin itu yang ia rasakan, aku harap.

***

Sejak hari itu, aku sering bermain bersama Choky. Aku juga jadi menemani Kakek dan Choky saat memetik buah rambutan di kebun belakang. Banyak tawa dan canda selama liburan kali ini. Tanpa terasa seminggu sudah berlalu dan aku harus kembali pulang juga berpisah dengan Choky. Entah kenapa berat rasanya meninggalkan rumah Nenek, mungkin karena Choky.

“Hari ini kamu pulang ya!?” tanya Choky, saat berkunjung ke rumah Nenek. “Mudah-mudahan liburanmu disini menyenangkan,”
“Iya! Aku seneng banget!” kataku dengan senyum menghiasi wajahku. “Kamu jangan lupa sama aku ya! Liburan besok aku main lagi kesini,”
“Mana mungkin lupa! Janji ya untuk main lagi!”
“Iya, janji! Nanti aku bilang sama Ayah,”
“Oh iya! Ini untuk kamu tapi dibukanya nanti aja, jangan dibuka disini,”
“Iya, makasih ya! Tapi aku gak punya apa-apa untuk kamu,”
“Enggak apa-apa kok!”

“Karin, yuk pulang!” ajak Ibu, “Oh ini ya yang namanya Choky!? Terimakasih ya, udah mau temenin Karin selama disini,”
Choky tersenyum sopan. “Iya, sama-sama tante,”

Aku mengintip dari dalam jendela mobil, mengeluarkan kepalaku untuk melihat Choky, Kakek dan Nenek yang berdiri dibelakang mobil. Sedih rasanya pisah dengan Choky. Choky tersenyum sambil melambaikan tangannya. Aku pun melambaikan tanganku. Mobil perlahan meninggalkan rumah Nenek. Choky berlari mengejar mobil dan berteriak, memintaku berjanji untuk kembali lagi liburan mendatang dan aku berjanji.

***

Didalam mobil, aku membuka hadiah kecil pemberian Choky. Sebuah kalung berliontinkan bunga berwarna pink. Lucu sekali. Aku menyukainya. Tanpa buang waktu aku memakainya. Manis sekali. Ibu dan Ayah pun menyukainya. Aku berjanji, liburan selanjutnya aku harus memberi Choky sebuah hadiah juga. Jadi tak sebar menunggu libur selanjutnya. Ku harap liburan selanjutnya cepat datang.

***

Saat liburan tiba, aku jatuh sakit dan Ibu melarangku untuk berlibur ke rumah Nenek. Sedih sekali. Padahal sudah lama aku menunggu datangnya liburan ini. Aku ingin bertemu dan bermain lagi bersama Choky. Ayah berjanji akan membawaku berlibur ke rumah Nenek jika aku cepat sembuh, tapi sampai masuk sekolah aku belum juga sembuh. Dan akhirnya aku batal berlibur di rumah Nenek, bertemu dan bermain bersama Choky. Aku harus menunggu empat bulan lagi untuk bisa bertemu dengan Choky. Aku benar-benar kangen sama Choky.

***

Sudah tiga kali liburan aku tidak berlibur ke rumah Nenek. Dan selama itu pun aku tidak bertemu dengan Choky. Aku sama sekali tidak melupakannya. Hanya saja banyak hal yang menyebabkan aku tidak bisa berlibur di rumah Nenek dan bertemu juga bermain dengan Choky.
Saat aku berlibur di rumah Nenek, hal pertama yang ingin ku lakukan hanya meminta maaf pada Choky karena tidak bisa menepati janji ku. Tapi itu semua percumah. Choky dan keluarganya sudah pindah, entah kemana. Aku benar-benar sedih dan kecewa.
Padahal aku sudah menunggu liburan ini. Aku juga sudah membelikan Choky sebuah bola basket sebagai hadiah, karena dulu Choky pernah bercerita kalau ia ingin sekali bola basket. Tapi semuanya sia-sia.

***

Hingga aku SMA aku masih ingat Choky dan mengenakan kalungnya. Berharap suatu saat nanti kami bisa bertemu lagi. Entah bagaimana tampang Choky sekarang. Choky yang berusia sekitar tujuhbelas tahun. Aku benar-benar ingin minta maaf dan bertemu dengannya. Juga untuk memberikannya hadiah yang dulu ku beli khusus untuknya.
Setiap malam aku meminta pada Tuhan, agar mengijinkan ku untuk bertemu dengan Choky, satu kali lagi. Walau hanya sebentar. Aku hanya ingin minta maaf dan memberikannya hadiah. Hanya itu.

***

Sepuluh tahun sudah berlalu sejak aku pertama dan terakhir kalinya bertemu dengan Choky, anak laki-laki kecil tetangga Nenek. Sekarang aku sudah duduk dibangku SMA. Bukan lagi Karin, gadis kecil berusia tujuh tahun yang polos dan cengeng. aku sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang ceria dan bersemangat.
Namun aku tetap ingat pada Choky dan tetap memakai kalung pemberiannya. Ini bentuk dari penyesalanku karena tidak dapat menepati janjiku padanya. Bola basket yang dulu ku beli untuknya pun, kini menjadi temanku. Teman setia dan sedikit obat rinduku pada Choky. Choky, aku benar-benar ingin bertemu dan minta maaf.

***

“Ohaiyou!” sapa teman sekelasku, Tari. Pagi ini pelajaran Bahasa Jepang, jadi kami diwajibkan mengaplikasikan sedikit ilmu Bahasa Jepang yang sudah kami pelajari.
“Ohaiyou!” senyumku. Aku menaruh tasku di atas mejaku, mengeluarkan buku-buku pelajaran Bahasa Jepang.
“Karin… Karin… tahu gak?” tanya Tari yang juga teman sebangkuku. “Katanya ada murid pindahan dari Jogja,”
“Masa!?”
“Iya! Serius!”
“Tahu dari siapa?”
“Biasa itu si tukang gosip, Mala,”
“Bukannya elo juga Miss. Gossip ya!?”
“Ih… tega banget sih, temen sendiri dibilang bigos!”
“Cuman bercanda kok Tari sayang! Lagian pagi-pagi udah ngerumpi aja!”
“Kan cuman ngasih tahu aja!”

***

Dan Tari benar. Kelas kami kedatangan murid pindahan dari Jogja. Dan yang buat satu kelas geger, murid pindahan ini cowok dan ganteng. Namanya Novanto Choky Putra. Bagiku Choky tidak begitu keren, biasa aja. Tapi tidak dengan sebagian besar teman-teman cewek dikelasku. Mereka semua menatap Nova seperti singa yang kelaparan menatap kelinci mungil yang akan jadi makan siangnya.
Entah apa kerennya Nova hingga bisa menyihir cewek satu kelas bahkan cewek satu sekolah jadi tergila-gila padanya. Ku akui ia memang jago main bola dan basket, so what!? Banyak kok cowok-cowok disekolahku yang juga jago main bola dan basket bahkan lebih hebat dari Nova tapi kenapa cuman Nova yang di puja-puja seperti dewa!? Menurutku ini gak adil dan ada sesuatu yang gak beres. Bisa aja Nova nyogok semua cewek yang ada disini untuk jadi fansnya, tapi untuk apa!? Oh! Atau bisa juga cewek-cewek disini yang matanya buta!

***

“Elo tuh yang buta!” protes Tari, saat aku bilang Nova cowok yang biasa aja. “Buka dong mata elo Rin! Cowok seganteng itu elo bilang biasa aja!? Selera elo rendah amat sih!”
“Enak aja!” kesalku. “Wajar dong gue bilang biasa aja! Diliat dari sisi mana kerennya coba? Tukang tidur dikelas gitu elo bangga-banggain!”
“Walau pun dia tukang tidur tapi kalau di tanya dia ngerti dan bisa jawab kok! Trus juga dia….”
“Apa!? Jago basket!? Jago sepak bola!? Basi!”
“Maksudnya!?”
“Udah banyak cowok yang jago sepak bola juga jago basket! Buktinya Kak Hiro, anak IPS dia jago main futsal, kapten tim basket juga sering bawa kelasnya menang sepak bola pas classmeeting,”
“Tapi yang ini tuh beda Rin!”
“Beda dari mananya? Mereka sama-sama cowok kok! Juga sama-sama sekolah disekolah kita,”
“Ah! Tau ah! Debat sama elo mah sama aja debat sama calon presiden!”
“Idih ngambek!”
“Karin ya!?” tanya Nova yang entah sejak kapan berdiri di depan meja kantin yang aku dan Tari duduki. “Di panggil sama wali kelas,”
“Eh!?” aku sedikit bingung. Aku bukan ketua kelas, sekertaris, atau pun bendahara kelas tapi kenapa Bu Tika memanggilku?! “Yakin Gue?! Tari, temenin gue yuk! Tari!”
Jujur ya! tampang Tari ENGGAK BANGET!!!!
“Enggak ah, gue disini aja!” jawab Tari yang mungkin sedikit gak sadarkan diri. Sumpah! Tari aneh banget!

***

Ku pikir aku di panggil karena nilai-nilaiku turun tapi ternyata hanya untuk membagikan buku tugas yang sudah selesai dinilai. Ini kan tugas ketua kelas, kenapa jadi aku yang mengerjakannya!? Huh…!!!

***

Kalau di pikir-pikir Nova itu mengingatkanku pada Choky, teman kecilku. Entah kenapa setiap melihat Nova aku jadi ingat dan semakin rindu pada Choky. Tapi mana mungkin Nova itu Choky! Choky itu baik, sopan, ramah, pokoknya sifatnya semuanya baik deh! Tapi kalau Nova!? Ihk… jauh banget sama Choky! Nova itu ketus, jutek (super), belagu, sok cool, pokoknya sifatnya gak ada yang bagus deh!
Bayangin aja! Ditanya baik-baik dia jawabnya nyolot, kan nyebelin! Tapi kata Tari itu yang buat Nova disukain banyak cewek. Halo!!! Disini aku yang bodoh atau mereka!? Dimana-mana cewek bukannya suka ya cowok baik-baik!?
“Cowok baik-baik itu cupu, Rin!” jelas Tari, saat aku dan Tari berjalan menyusuri koridor sekolah saat pulang sekolah. “Gak ada gregetnya kalau dideketin,”
“Terserah deh! Lagi males adu argumen!” aku benar-benar malas beradu argument dengan Tari kali ini. Jadi ya suka-suka hantinya lah mau bilang apa tentang si New Super Star itu.
Langkahku sedikit tertahan saat melihat Angga, si Kutu Buku (kata anak-anak yang lain, tapi kalau menurutku dia si Jenius) dijahili “Yakuza” (istilah untuk mafia Jepang tapi kalau yang ini sedikit opst salah bukan sedikit tapi NORAK BANGET!!!). Sesaat Tari mencegahku untuk menolong Angga, tapi aku gak peduli! Angga, anak baik dan dia gak pantas dijahili!
Tinggal dua atau tiga langkah dari tempat Angga, tapi aku sudah keduluan. Bukan diduluin orang tapi bola basket. Sebuah bola basket dilempar entah oleh siapa, dari lapangan dengan sangat kencang hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras saat membentur tembok dan membuat orang-orang yang ada disitu sedikit (mungin bukan sedikit tapi benar-benar) terkejut.
Nova berlari dari tengah lapangan kearah Angga dan memungut bola basket yang mengelinding santai.
“Hati-hati dong!” pinta salah satu dari “Yakuza” dengan sangat kasar. “Kalau kena kepala orang kan bahaya!”
“Maaf ya!” kata Nova tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun. “Tapi gue mungkin gak akan pernah sengaja lempar ini bola ke kepala elo kalau masih sok jagoan disini!”
“Maksudnya apa!?” tantang anggota “Yakuza” yang lain.
“Orang sebodoh apa pun yang punya otak manusia dan bukan otak anjing pasti ngerti maksud gue!” dengan penekanan dikata otak manusia dan otak anjing.
“Elo nyari rebut!?”
“Kalian yang mulai kan!? Dan buat gue cuman pengecut doang yang berani main kroyokan! Gue gak pernah takut sama kalian! Mau jumlah kalian lebih banyak pun gue gak takut! Karena gue bukan pengecut macam kalian!”
Aku benar-benar speechless. “Yakuza” itu meninggalkan Angga dan Nova sambil mengancam Nova. Namun Nova menganggapnya sebagai angin lalu dan terus membantu mengumpulkan buku-buku Angga yang dijatuhkan dan diinjak-injak oleh “Yakuza Norak” tadi. Ku beranikan diri untuk mendekat dan membantu.
“Ga, gak apa-apa kan!?” tanyaku, membantu Nova dan Angga. “Nova, makasih ya udah nolongin sepupu gue,”
Nova sedikit terkejut dan sesegera mungkin ia memberikan buku-buku Angga yang sudah ia kumpulkan, lalu pergi menjauh membawa bola basketnya. Aku masih membantu Angga namun dalam hati aku sangat kesal. Baru aku ingin merubah pendapatku tentangnya eh aku malah di buat semakin kesal oleh Nova!

***

Karena arah pulang aku dengan Tari berbeda dan karena Angga diantar jemput oleh supir, aku jadi jalan sendiri sampai ke halte bus. Langkahku terhenti saat melihat Nova duduk sendirian di halte bus. Kesal mulai merajaiku. Tapi halte bus kan tempat umum jadi siapa saja boleh menunggu dan duduk disana.
Aku mengambil jarak yang agak jauh dari Nova dan duduk menunggu bus yang akan membawaku pulang.
“Ah…! Enggak nyangka ada orang yang super sombong!” celetuk Nova, apa dia nyindir aku!? “Entah sombong atau pura-pura gak kenal!? Gak tau!”
“Hey!” aku benar-benar kesal dan kali ini udah gak ada alasan untuk diam. “Elo nyindir gue?”
Nova menoleh ke kanan dan kirinya, mencoba mencari sumber suara yang memang berasal dariku yang berada tepat dikanannya.
“Hm… sebentar, elo ngerasa!?”
“Iya siapa lagi!? Di sini cuman ada elo sama gue!”
“Oh…”
“Oh!? Cuman oh!? Apa maksud elo nyindir gue!?”
“Elo keGRan mungkin,”
“Gimana bisa gue cuman keGRan!? Yang ada disini cuman elo sama gue doang! Gak ada siapa-siapa lagi! Jangan karena elo udah nolong sepupu gue, penilaian gue ke elo berubah ya! Gak akan! Elo tuh cuman cowok sok yang sering tebar pesona kemana-mana!”
Nova bangkit dari duduknya dan berjalan pelan kearahku. Entak kenapa pelan-pelan aku mundur. Jarak antara kami tak lebih dari satu meter (bahkan kurang).
“Jadi elo bener-bener gak inget!?”
“Gue inget! Elo anak pindahan yang sok! Iya kan!?”
“Elo lupa Rin! Gue kira elo pasti inget, tapi ternyata gue cuman berharap lebih,”
“Maksud elo apa sih?”
“Enggak ada maksud apa-apa kok! Tapi, kalung elo bagus Rin!”
“Kalung!? Gue gak pake kal…”
Nova berjalan pelan meninggalkan aku di halte bus sendiri. Kalung!? Aku gak pake kalung. Choky!? Kalung Choky! Kalung Choky yang ku jadikan gelang karena kekecilan. Jadi Nova…
“Choky!” panggilku, sedikit berlari mengejar Choky atau yang ku kenal sekarang dengan nama Nova. “Choky, Maaf!”
Choky berhenti berjalan tapi ia tidak membalikan badannya. Ia tetap memunggungiku.
“Gomenasai!” kataku dengan air mata yang menemani. Entah karena senang bisa bertemu lagi dengan Choky atau karena sedih Choky bersikap seperti ini. “Maaf untuk semuanya! Maaf gak nepatin janji. Bukan karena gue lupa tapi karena gue emang gak bisa dateng, gue sakit! Maaf juga gak ngenalin elo! Itu karena gue gak tau nama lengkap elo dan elo juga bukan Choky sepuluh tahun yang lalu! Gomenasai!!!”
Aku menunduk, mencoba untuk menyembunyikan air mata yang terus turun. Aku benar-benar menyesal. Dalam hati aku terus berdoa agar Choky mau memaafkanku. Aku melihat sepasang sepatu yang lain. Ku angkat kepalaku dan mendapati Choky berdiri dihadapanku.
“Gue maafin,” katanya memberiku sapu tangan berwarna putih dengan motif bunga pink persis dengan bunga yang menjadi liontin kalungku. “Mana mungkin gue gak maafin cewek yang gue sayang!?”
Akhirnya aku bisa melihat lagi senyum itu. Senyum, tawa dan canda anak laki-laki yang sepuluh tahun lalu selalu menemaniku selama seminggu penuh. Yang ku harap kini, semoga aku tak kan kehilangannya lagi dan akan selamanya bagini.

The End

Jangan Bilang "Ga Mungkin" atau "Bukan Tipe Gw!"

banyak banget kejadian disekitar gw dan termasuk gw sendiri mengalaminya, bukan 1 atau 2 kali tapi setiap gw bilang "ah gw ga akan suka" atau "ga mungkin gw suka" atau "bukan tipe gw!" tapi berakhir dengan "kemakan omongan sendiri" atau "ngejilat ludah sendiri"
wew...
kesannya ga punya pendirian ya!?
tapi hati siapa yang tau???
kita bukan Tuhan yang bisa menentukan apa yang diinginkan hati,,
well, mungkin ada beberapa dari kita berpendapat seperti ini "hati bisa kok kita kendalikan keinginannya yang penting ketegasan dari kitanya aja" atau ada yang bilang seperti ini "lho itu kan pilihan, kita bisa kok utuk pilih ga dan tetap ga,"
mungkin kata-kata diatas terkesan sombong atau menyombongkan diri atas apa yang belum dan akan terjadi sama kehidupan kita.
gw mengalami sendiri smuanya!
hati emang kita yang punya tapi tetap Tuhan yang atur *ini menurut gw, kalian boleh setuju atau pun ga*
contohnya, kalau ada seseorang yang bukan tipe kita untuk dijadikan pasangan atau pacar namun kita dekat dalam pertemanan tidak menutup kemungkinan adanya jalinan yang lebih dari sekedar pertemanan.
logika mungkin bisa mengatakan "TIDAK" tapi hati!?
perasaan...
kita bicara perasaan yang sampai detik ini gw pun bingung gimana cara kerjanya X(
disaat hati merasa nyaman, senang dan bahagia apa masih akan mengatakan "TIDAK" untuk hal-hal yang pada awalnya tidak kita sukai???
seorang dosen dikelas pernah mengatakan *kurang-lebih* seperti ini "Jangan pernah kalian mengatakan TIDAK untuk hal-hal yang belum pernah kalian coba."
bukan menyarankan kalian utuk merasakan sakit atau kecewa *dalam hal memilih pasangan* tapi bisa diambil segi positifnya, kalian kecewa tapi disisi lain kalian juga mengetahui apa yang orang lain tidak alami...
kalian berani mengambil resiko meski hanya bermodalkan hati yang tulus dan ini *lagi-lagi menurut gw* berlaku untuk semua hal,, percintaan, pekerjaan, keluarga, sosialisasi atau apa pun, kalau hati sudah tulus dan nyaman apa pun akan terasanya menyenangkan...
masih mau mengatakan hati kita yang tentukan!?
mmmm...
gw sendiri masih bingung.
knp!?
karna ada beberapa hal yang hati lakukan tidak masuk akal...
ya pada intinya jangan sombong atau takabur jika belum pernah mengalaminya sendiri...
mungkin akibat dari perkataan yang sombong itu Tuhan memberikan jalan lain ^^a
heheheh...
just sharing aja,, silahkan kalau setuju kalau ga juga ga apa ^^