Mungkin ini yang namanya sayang yang salah. untuk kesekian kalinya ngerasa buta dan bodoh tapi tetap ga' bisa berbuat banyak. ngerasa iri yg teramat sama "dia" yang kamu pilih. sakit. karna berharap aku yang kamu pilih bukan "dia". jahat. krn berpikir kamu bisa sayang aku dan tinggalkan "dia". egois, itu yang ku rasa awalnya tapi sekarang aku ngerti kenapa kamu tinggalin aku demi "dia". "dia' hidup dan kebahagian-mu sekarang. aku hanya bayang gelap tak berarti bagimu. ku syukuri smua yang kamu berikan meski kebanyakan sedih dan sakit.klise dan mungkin bull shit, tapi jujur, aku bahagia hanya karna menilhatmu bahagia. yang perlu kamu tau aku sayang kamu lebih dari yang kamu bayangkan karna itu aku rela melepasmu pergi bersama "dia" yang memang sejak awal kamu pilih untuk bersamamu. ku akui aku yang salah. ku sadari aku yang bodoh. hanya saja apa bodoh dan salah jika mencintai dan sayang kamu ??? hanya ke-egois-an diriku yang salah. Maaf. hanya itu yang bisa ku ucapkan dimalam perpisahan kita. aku sayang kamu, kk jelek-ku
Saturday, May 28, 2011
Daisuki
Jakarta, 28 Mei
Mungkin ini yang namanya sayang yang salah. untuk kesekian kalinya ngerasa buta dan bodoh tapi tetap ga' bisa berbuat banyak. ngerasa iri yg teramat sama "dia" yang kamu pilih. sakit. karna berharap aku yang kamu pilih bukan "dia". jahat. krn berpikir kamu bisa sayang aku dan tinggalkan "dia". egois, itu yang ku rasa awalnya tapi sekarang aku ngerti kenapa kamu tinggalin aku demi "dia". "dia' hidup dan kebahagian-mu sekarang. aku hanya bayang gelap tak berarti bagimu. ku syukuri smua yang kamu berikan meski kebanyakan sedih dan sakit.klise dan mungkin bull shit, tapi jujur, aku bahagia hanya karna menilhatmu bahagia. yang perlu kamu tau aku sayang kamu lebih dari yang kamu bayangkan karna itu aku rela melepasmu pergi bersama "dia" yang memang sejak awal kamu pilih untuk bersamamu. ku akui aku yang salah. ku sadari aku yang bodoh. hanya saja apa bodoh dan salah jika mencintai dan sayang kamu ??? hanya ke-egois-an diriku yang salah. Maaf. hanya itu yang bisa ku ucapkan dimalam perpisahan kita. aku sayang kamu, kk jelek-ku
Mungkin ini yang namanya sayang yang salah. untuk kesekian kalinya ngerasa buta dan bodoh tapi tetap ga' bisa berbuat banyak. ngerasa iri yg teramat sama "dia" yang kamu pilih. sakit. karna berharap aku yang kamu pilih bukan "dia". jahat. krn berpikir kamu bisa sayang aku dan tinggalkan "dia". egois, itu yang ku rasa awalnya tapi sekarang aku ngerti kenapa kamu tinggalin aku demi "dia". "dia' hidup dan kebahagian-mu sekarang. aku hanya bayang gelap tak berarti bagimu. ku syukuri smua yang kamu berikan meski kebanyakan sedih dan sakit.klise dan mungkin bull shit, tapi jujur, aku bahagia hanya karna menilhatmu bahagia. yang perlu kamu tau aku sayang kamu lebih dari yang kamu bayangkan karna itu aku rela melepasmu pergi bersama "dia" yang memang sejak awal kamu pilih untuk bersamamu. ku akui aku yang salah. ku sadari aku yang bodoh. hanya saja apa bodoh dan salah jika mencintai dan sayang kamu ??? hanya ke-egois-an diriku yang salah. Maaf. hanya itu yang bisa ku ucapkan dimalam perpisahan kita. aku sayang kamu, kk jelek-ku
Daisuki
Daisuki. . .
Bagi ku, dia satu-satunya cowok yang sempurna banget. Awalnya mungkin hanya tersirat sedikit rasa kagum, tapi semakin sering diperhatikan dan semakin sering aku menikmati ini semua, rasa kagum itu berubah menjadi sayang yang mendalam. Tapi aku hanya bisa diam.
Daisuki. . .
Malam itu ia, Pras, menemukan ku yang terbaring lemah tak berdaya di pinggir jalan yang dingin dan gelap. Dengan tulus, ia menolong ku. Senang rasanya mendapat perhatian seperti itu, setelah sekian lama aku merasakan sepinya kesendirian.
Sejak saat itu aku sering menghabiskan waktu bersama dengannya dan semakin mengenalnya dengan baik. Banyak yang kami lakukan bersama, tertawa, bercanda, dan melakukan semuanya bersama. Aku selalu menemaninya saat semua menjauhinya, begitupun sebaliknya. Kami sahabat yang saling melengkapi.
Daisuki. . .
Siang itu, aku duduk sendiri menunggunya pulang. Ku lihat sekeliling ku. Semuanya membuat ku selalu ingat padanya. Aku tersenyum sendiri saat Pras datang. Senyum di wajahnya semakin membuat hati ini girang dan melambung tinggi.
Ia duduk tepat dihadapan ku. Matanya terus menatap ku. Meski ia tidak mengatakan apa pun, aku tahu ada yang menganggu pikiriannya. Sesuatu yang begitu berat dan serius. Perlahan ia menundukkan kepalanya, bersandar pada meja yang menghalangi kami. Ia menghembuskan nafas panjang, menandakan ia lelah. Ingin sekali, membelai kepalanya, mengatakan semuanya pasti akan berlalu dan menegaskan padanya aku masih disini mendukungnya. Tapi aku hanya bisa diam dan menandangnya. Aku tidak bisa berbuat apa pun, saat itu. Hanya itu yang ku sesali hingga sekarang.
Daisuki. . .
Esok harinya, Pras kembali duduk dihadapan ku. Kali ini ia sibuk mengerjakan semua tugas-tugasnya, hingga mengabaikan ku. Tak apa. Aku senang, ia sudah melupakan semua masalahnya kemarin. Aku terus memandanginya dengan semangat, sampai tak sadar jika aku tersenyum sendiri. Pras berhenti menulis, menatap ku dengan tatapannya yang hangat dan senyumnya yang manis. Jika aku es, mungkin sudah mencair karna senyumnya. Wajahku memerah, malu. Pras hanya tersenyum dan kembali mengerjakan tugas kuliahnya dengan serius.
Aku terus menemaninya hingga ia tertidur pulas diatas tugas-tugasnya yang belum selesai. Wajah tidurnya yang polos dan lugu membuatku semakin tergila-gila. Ingin rasanya menyelimuti tubuhnya yang kedinginan dan lelah dengan selimut hangat dan lembut yang tergeletak tak berdaya diatas tempat tidurnya. Tapi sekali lagi, aku hanya bisa diam dan memandangnya. Sering aku menyesal dan protes pada diri ku sendiri. Kenapa aku hanya bisa diam? Kenapa selalu aku yang terus ditolong olehnya? Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa? Tapi aku tak pernah menemukan jawabannya.
Daisuki. . .
Pagi harinya, Pras terbangun karna sinar matahari yang mencoba menerobos masuk lewat celah jendela kamarnya sudah membasahi sekujur tubuhnya. Aku yang semalaman menemaninya tersenyum ramah, mencoba menutupi kekecewaan ku. Pras tersenyum, membalas senyum ku. Mengelus pelan rambut ku dan mengucapkan selamat pagi. Setelah merenggangkan badannya yang lelah dan sakit karna tertidur didepan meja, ia bangkit dari duduknya, berjalan ke arah jendela dan membuka hordeng kamarnya, mempersilahkan sinar matahari membanjiri seisi kamar dengan warna kuning yang cantik.
Pras kembali duduk dihadapan ku setelah mencuci mukanya. Dengan semangat yang baru, ia kembali mengerjakan tugas kuliahnya yang belum selesai. Setelah semuanya selesai, ia mencoba menceritakan semua masalah yang kemarin sempat menyita pikirannya.
“Ya, untung aja semuanya udah clear. Coba kalau belum, mana mungkin gue bisa ngerjain tugas-tugas ini tepat waktu,” cerita Pras. Ia tersenyum menatap ku. Ia kembali mengelus rambutku, pelan.
“Thanks ya, elo udah senyum terus buat gue!” kata-katanya membuat ku ingin menangis. Baru kali ini ada orang yang menganggap ku ada dan sayang pada ku. Andai aku dapat bicara, mungkin aku yang bilang terima kasih terlebih dahulu, karna sudah menganggap ku ada dan begitu peduli pada ku.
Daisuki. . .
Rasanya baru sebentar aku tertidur, setelah Pras pergi kuliah. Kini aku terbangun karna Pras membanting pintu kamarnya, melempar tasnya sembarangan dan duduk dihadapanku. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menarik nafas dalam, mencoba menetralkan suasana hatinya. Saat ia membuka matanya dan menatapku, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Entah kenapa Pras tiba-tiba diam seperti ini.
Seharian penuh ia hanya bermain didepan komputernya, seakan lupa jika ada aku disini. Sedikit kesal, memang, terabaikan seperti ini. Tapi bagaimana lagi, beginilah Pras jika sedang kesal. Entah apa yang ia lakukan berjam-jam di depan komputer seperti itu. Ingin sekali berteriak bahwa aku ada disini menemaninya setiap saat tapi apa ini balasan atas semua kebaikan ku? Tapi sekali lagi, aku hanya bisa diam dan pasrah.
Daisuki. . .
Malam harinya, Pras kembali duduk dihadapan ku. Menceritakan semua kekesalannya dan isi hatinya. Mendengar semua itu, ingin sekali aku memeluknya, menguatkannya, memberinya semangat dan berkata kalau apa pun yang terjadi aku akan selalu ada disampingnya sampai kapan pun. Tapi lagi-lagi aku hanya bisa diam dan tersenyum.
Setelah menceritakan semua isi hatinya, Pras tersenyum, membelai pipi ku dengan lembut dan berkata, “Makasi ya! Cuman elo yang selalu senyum ke gue apa pun yang gue lakuin ke elo! Thanks banget ya!”
Rasanya air mata ini mengalir membasahi pipi ku yang memerah. Senang rasanya mendengar Pras berkata seperti itu. Aku juga senang, meski hanya Pras yang menganggap ku ada dan nyata.
Daisuki. . .
Baru malam ini Pras benar-benar tidur. Meski beban masalahnya belum hilang dan masih terus mengganggunya, wajahnya saat tertidurnya yang polos membuatnya terlihat seperti anak kecil yang benar-benar masih polos. Dan lagi-lagi aku hanya bisa diam.
Daisuki. . .
Pernah sekali Pras melampiaskan kemarahannya pada ku. Ia mendorong ku hingga terjatuh. Menyakitkan memang. Dan itu benar-benar membuat ku sakit hati. Begitu teganya Pras memperlakukan ku seperti itu. Aku yang selalu ada setiap saat untuknya dalam segala suasana hatinya, tapi apa itu balasannya untuk ku?
Sejak saat itu aku terus mencoba untuk menutupi sakit hati ini dan mulai mengabaikannya juga menjauhinya tapi semakin ku coba untuk menjauhi dan mengabaikannya semakin rasa sayang ini tumbuh. Tidak tega melihatnya sedih dan sendirian. Karna aku tahu bagaimana rasanya dijauhi, diabaikan, sendiri dan kesepian.
Cinta memang rumit. Membuat semua yang tidak mungkin menjadi mungkin, membuat benci menjadi sayang, juga merubah semuanya menjadi membingungkan.
Andai Pras tahu kalau aku sangat mencintainya, andai aku bisa bilang padanya semua yang ku rasakan, andai aku tidak hanya bisa diam, andai aku bukan sebuah boneka yang ia pungut dari pinggir jalan. Semuanya hanya andai dan tak kan pernah menjadi nyata. Aku hanya bisa diam melihatnya melakukan semua aktifitasnya di dalam kamarnya. Aku hanya bisa duduk diam diatas meja belajarnya dan selalu tersenyum untuknya. Aku hanya bisa melihatnya, mengaguminya dan mencintainya tanpa ia tahu sedikit pun perasaan ku yang sebenarnya, karna aku hanya benda mati yang bermimpi dan berharap terlalu banyak pada Tuhan. Aku hanya bisa diam dan menikmati semua ini sendiri…
Daisuki. . .
End
Tuesday, May 10, 2011
test n_n
hai.....
baru gabung nih di blog....
blog ini bakal gw isi dgn smua ttg gw....
mau itu cerpen atau pun isi hati gw...
so, bwt yg suka silahkan komen yg ga suka jg silahkan komen....
jya ne~
^.~
-dd'uwi
baru gabung nih di blog....
blog ini bakal gw isi dgn smua ttg gw....
mau itu cerpen atau pun isi hati gw...
so, bwt yg suka silahkan komen yg ga suka jg silahkan komen....
jya ne~
^.~
-dd'uwi
Subscribe to:
Posts (Atom)